top of page

Minggu, 24/Mei/2015 10:29

 

 

BALIKPAPAN - Debat Publik “Mencari Figur Ideal Memimpin Balikpapan” gelaran Kaltim Post di Hotel Gran Senyiur, Sabtu (23/5) kemarin, benar-benar menjadi ajang unjuk gigi bagi bakal calon (balon) wali kota dan wakil wali kota di pilkada, 9 Desember nanti. Sayang, hanya lima dari sepuluh calon peserta debat yang meluangkan waktu untuk hadir.


Kelima peserta debat itu adalah Andi Burhanuddin Solong (ABS), Muhammad Adam Sinte, Syukri Wahid, Achdian Nor, dan Sugito. Mereka beradu kompetensi menanggapi pertanyaan dari tiga panelis, yakni Pemimpin Redaksi Kaltim Post Rizal Juraid, Rektor Universitas Balikpapan (Uniba) Suhartono, serta pengusaha sekaligus pengamat kota Doddy Achadiyat.


Sedangkan lima nama lain berhalangan hadir, yakni duo petahana Wali Kota Rizal Effendi dan Wawali Heru Bambang. Begitu pula tiga nama dari kalangan pengusaha muda, Rahmad Masud, Sirajudin Machmud, serta Gatot Koco. Pada saat bersamaan, sebagian dari mereka memilih hadir dalam acara fit and proper test dan psikotes untuk para calon kepala daerah se-Kaltim dan Kaltara yang digelar DPD PDI Perjuangan Kaltim, serta dihadiri Wasekjen DPP Ahmad Basarah.


Acara yang disiarkan langsung stasiun Balikpapan TV (BTV) itu, dimulai pukul 11.00 Wita. Namun, sebagian massa pendukung sudah tampak sejak pukul 09.00 Wita. Tak terkecuali sejumlah tokoh politik, plus perwakilan lembaga penyelenggara pemilu termasuk pimpinan Bawaslu Kaltim Haerul Akbar dan Ketua KPU Balikpapan Noor Thoha.


Sebelum acara dimulai, teriakan yel-yel disuarakan para pendukung demi menyemangati figur yang diusung. Bahkan ada yang membawa atribut berupa poster serta berbagai tulisan sebagai bentuk dukungan. Suara riuh semakin terdengar ketika para figur memasuki ruangan. Juga saat mereka dipanggil untuk menyapa para pendukung.


Setelah pembukaan dan pemukulan gong secara simbolis oleh Pemimpin Redaksi Kaltim Post Chrisna Endrawijaya, moderator yang juga Pemimpin Redaksi BTV Wiji Winarko menjelaskan aturan main.


Acara langsung “memanas” ketika satu per satu kandidat memaparkan pandangan dan programnya. Dimulai dari Muhammad Adam. “Jika saya terpilih sebagai wali kota, saya akan mewujudkan Balikpapan sebagai water front city yang layak huni dan berkelas dunia. Mengembangkan Balikpapan dengan memanfaatkan potensi wilayah pesisir dengan memadukan kawasan komersial, residensial, dan pariwisata,” terangnya.


Sementara, Syukri Wahid ingin menjadikan Balikpapan sebagai kota modern dan beriman. Kata “modern”, yakni menjadi kota yang maju dari segi perdagangan, perindustrian, dan jasa, dengan berbagai infrastruktur yang baik. Sedangkan “beriman”, menurutnya, merupakan bingkai dari kata modern yang mendorong masyarakat bisa bersikap saling toleran, aman, dan menciptakan situasi kota yang nyaman.


“Keduanya ini yang saya pikir harus saling berkaitan agar mampu menopang dan menunjang kemajuan Balikpapan,” kata Syukri.


Suasana langsung riuh ketika ABS menyampaikan visi dan misinya. Seperti biasa, ledakan semangat mantan ketua DPRD Balikpapan ini membuat pendukungnya tambah bergairah. Selain jawabannya yang lugas, ABS juga terlihat menguasai dasar hukum untuk berbagai kebijakan, seperti masalah anggaran.


Wakil Balikpapan di DPRD Kaltim ini mengatakan dirinya akan membawa Kota Minyak menjadi kota lima dimensi. Yakni, Kota Jasa, Industri, Perdagangan, Pariwisata, Pendidikan, dan Budaya dalam bingkai Madinatul Iman. “Masih banyak visi dan misi wali kota yang belum terlaksana. Jika saya menjadi wali kota, saya akan menuntaskan visi dan misi tersebut,” seru dia. Sehabis paparan, ABS tiba-tiba sempat turun panggung dan meminta izin ke panelis. “Mau ke WC dulu,” katanya. Penonton tergelak menyaksikan pemandangan itu.


Selepas ABS, Sugito tak mau kalah. Direktur BTV ini menjelaskan programnya sambil berdiri. Dia terlihat sebagai peserta yang paling tangkas dalam menyampaikan gagasan. “Balikpapan harus kreatif. Seperti Ridwan Kamil di Bandung, bagaimana membuat kota itu dinamis tumbuh berkembang,” terangnya.


Jika diberi kepercayaan dan kesempatan memimpin Balikpapan, Gito --sapaannya-- akan membuat perubahan bersama masyarakat. Termasuk, mewujudkan pembangunan yang bersih korupsi, kolusi, dan nepotisme.


Sementara bakal calon dari jalur independen, Achdian Nor, menitikberatkan pada masyarakat Balikpapan yang harus menjadi tuan rumah di kota sendiri. “Jangan sampai terjadi mereka tereliminasi dan terdegradasi oleh pendatang. Saya tidak akan banyak berjanji karena saya tak mau mengkhianati rakyat. Yang saya inginkan kemajuan dan aktualisasi di lapangan. No seniority, just professional,” tegas dia.


Selain bersaing merebut hati masyarakat, acara yang terbagi dalam tiga sesi tersebut juga menampilkan sisi lain dari para kandidat. Tapi, bukan saling sikut. Mereka justru saling menyanjung. Salah satu yang menarik ketika ABS menolak memberikan pertanyaan kepada Syukri Wahid. “Beliau ini dua periode bersama saya (di DPRD Balikpapan, Red). Saya sama sekali tidak meragukan kapasitasnya,” ujarnya sambil tersenyum.


Syukri balas menyanjung ABS, sambil juga menolak memberikan pertanyaan. “ABS sudah seperti ayahanda. Nanti kualat kalau saya bertanya ke beliau,” katanya.


Para peserta memang terlihat masih hati-hati untuk saling menyerang terbuka. Pasalnya, peta politik belum jelas. Status mereka pun sebatas bakal calon.


“SUSU” DAN TANDA TANYA


Bagaimanapun, debat publik ini menjadi ajang meraba-raba calon pasangan. Yang menarik adalah pada sesi terakhir, ketika peserta debat diberi kertas dan spidol. Mereka diminta menuliskan calon pasangan yang didambakan untuk mendampingi maju di Pilwali Balikpapan.


Adam memberi kriteria khusus. “(Pasangan saya adalah, Red) yang menganggap Muhammad Adam layak menjadi pendamping dan siap untuk maju,” tulis anggota DPRD Kaltim tersebut.


Syukri Wahid juga bermain clue. Ia menulis “satu dari delapan peserta debat” bakal menjadi pendampingnya. Sementara, ABS hanya menuliskan tanda tanya di kertas kosong. Lagi-lagi penonton dibikin riuh.


Sugito lebih terbuka. Ia menulis dua nama yang mungkin berpasangan dengannya. Yakni, duet Syukri Wahid-Sugito dengan tagline “SUSU”, atau ABS-Sugito. Sementara Achdian Nor rupanya tertarik berduet dengan Sugito. Ia menuliskan pasangan Achdian-Sugito dan Achdian dengan tanda tanya.


Meski hanya dihadiri separuh dari sepuluh calon peserta yang diundang, tak mengurangi makna debat publik. Panelis Rizal Juraid mengapresiasi kehadiran ABS dkk sebagai “lima pria bernyali”.


“Terlepas dari apa yang terjadi di luar sana, mereka bersedia meluangkan waktu untuk hadir di sini, sekaligus memberi kesempatan bagi masyarakat Balikpapan mendengarkan gagasan dan pandangan dari calon pemimpin mereka,” katanya. (qi/*/rsh/*/en/zal/k15)

 

 

 

Please reload

bottom of page